Bila kalian mau bersabar dalam kesusahan sebentar saja, niscaya kalian akan meraih kesenangan sepanjang hayat. (Thariq Bin Ziyad-The Conqueror of Andalusia)

Keluarga Dakwah

Keluarga dakwah bukan sekedar keluarga samara. Namun, ianya adalah cita-cita tertinggi, sangat agung dan paling mulai dari keluarga muslim.. .

Keajaiban Madu Bagi Kesehatan

Tahukah anda bahwa madu memiliki antioksidan yang tidak dimiliki oleh selainnya? Tahukah anda bahwa madu mencegah bahkan dapat mengobati penyakit yang menakutkan sekalipun?

Si Tampan yang Hafidz Qur’an dan Bersuara Indah

Begitulah situs www.akhwatmuslimah.com menyebutnya. Jika Muhammad Thaha Al-Junayd lahiran 1994 berkebangsaan Bahrain, ada lagi pemuda hafidz Qur'an sebelum usianya 17 tahun. Fatih Seferagic namanya. Pemuda yg berkebangsaan Bosnia lahir..

Rabu, 18 September 2013

Niat yang hanif adalah kunci selamat

--- OUTPUT PEMBELAJARAN : Selalu menghadirkan niat hanif (Niat untuk beribadah kepada Allah & Ittiba’ Rasulullah) dalam segala hal 24 jam kehidupan sehari2.

"Meninggalkan amal karena manusia adalah riya', sedangkan beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas adalah apabila Allah menyelamatkanmu dari keduanya." (Al-Fudhail bin 'Iyadh) 

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al-Khattab , dia berkata: 
“Saya mendengar Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan”. 
(HR. Bukhari, Jami’ush Shahih, no. 45, 163; Muslim, Jami’ush Shahih, no. 1907) 

Niat merupakan syarat pokok suatu amalan. Dimana niat berfungsi sebagai pembeda antara mana aktifitas yang merupakan adat kebiasaan dengan aktifitas bermakna ibadah. Maka begitu urgen persoalan pembahaan niat ini.

Setidaknya, ada 4 point nasehat penting yang saya dapatkan dari kajian hadits malam ini. Mengenai keutamaan, fungsi hingga manajemen niat.

(1.) Fungsi Niat : Menentukan suatu amal merupakan ketaatan ataukah kemaksiatan; menentukan balasan-buah amal; besar kecilnya pahala; menjadi tak berpahala; ataukah bahkan menjadi dosa. 
Dimana ketaatan kepada Allah pun bisa menjadi suatu kemaksiatan karena niat yang salah. Namun tidak untuk sebaliknya dimana kemaksiatan tidak mungkin bernilai ketaatan disisi Allah. Maka contoh sederhana seorang yang mengucap basmallah sebelum berzina, minum-minuman keras merupakan bentuk pelecehan dihadapan Allah. Dalam satu waktu orang sama-sama mandi, tidur, mendaki gunung, sedekah bisa jadi pahalanya bagai bumi dan langit. Jauh. Ada orang yang meniatkan mendaki gunung karena hobby, mengisi waktu luang. Namun ada pula yang meniatkan dalam rangka I’dad-(melatih fisik dalam rangka persiapan berjihad). Maka kualitas niat menentukan tingakatan kadar pahala suatu amal.

(2.) Ikhlash beramal hanya untuk Allah SWT.
Hijrah dari syirik menuju negri iman merupakan amalan yang sangat agung dan utama jika diniatkan hanya untuk Allah SWT. Niat hanya untuk Allah berarti menafiqan dari selainnya yakni segala hal keduniawian. Contoh adalah kisah niat jihad untuk Allah yang dicampur dengan niat untuk mendapatkan ghanimah. Keikhlasan suatu amal ibadah itu dijaga sebelum-saat-setelah-hingga selamanya sampai maut menjemput. Walaupun demikian ada toleransi niat seperti mengharap surga-Nya, dihindarkan dari neraka-Nya, untuk berbakti kepada orang tua,dll  ..yang dalam konteks ini adalah linier (segala hal sifatnya ukhrawi). Maka niat yang tidak totalitas untuk Allah dan tidak menafiqan selain-Nya dalam arti niat masih pakai “,” (koma) untuk hal keduniawian maka hal tersebut mengurangi keutamaan pahala.

 (3.) Niat tempatnya dihati dan melafalkannya adalah bid’ah. Ini adalah pendapat jumhur ulama’. Namun Imam Syafi’i berpendapat jika hal niat dilafalkan dengan tujuan untuk memantabkan hati maka hal ini boleh. Asalkan tidak dianggap wajib-dijadikan kewajiban dimana ketika tidak melafalkan niat maka ibadah (shalat) mejadi tidak sah serta dilakukan terus menerus menjadi adad kebiasaan. Seorang ulama mengatakan bahwa orang yang selalu melafalkan niat dengan lisan maka ia adalah majnun/orang gila. Karena dalam sehari 24jam bagi orang beriman adalah amal ibadah sepenuhnya. Maka jika sebelum satu persatu amal ibadah diucapkan dengan niat lisan, tidaklah hal ini kecuali hal yang ghulluw/melampaui batas-majnun. Karena amal ibadah di keseharian berjibun buanyaknya.

(4.) Senantiasa menjaga amalan hati - hanya orang mukmin yang melakukan ini. Karena orang munafik paling lihai jika hanya untuk menjaga amalan dhohir. Sedangkan orang mukmin meliputi kehanifan niat dan ibadah secara dhohir sekaligus batin. Parameter kehanifan niat untuk beribadah kepada Allah adalah tidak bertambahnya ketika dilihat orang dan tidak berkurangnya amalan ketika tidak ada orang. Jangan sampai riya’, sum’ah. niat hanya mendapat duniawi mengisi hati kita.
Baca pula : Kisah 3 manusia yang pertama kali dicampakkan ke neraka oleh Allah SWT diakhirat kelak adalah mujahid, dermawan, hafidz/quro'. 

-----Beramal untuk selain Allah ada 3 tingkatan :
1. Riya’ mutlak : Yakni ibadah betul-betul diniatkan untuk selain Allah-dunia semata. Maka yang demikian ia tidak mendapat pahala sedikitpun dan wajib baginya iqab/hukuman-siksa dari Allah diakhirat kelak.
2. Riya’ halus : Yakni beribadah untuk Allah namun dicampuri riya’. Maka yang demikian dapat menggugurkan pahala.
3. Riya’ tipu daya syaitan : Yakni niat beribadah untuk Allah tapi terkadang muncul rasa riya’ yang diringi sekuat tenaga untuk mengusir rasa riya’ tersebut. Maka pahalanya tidak batal dan Allah akan menyempurnakan pahala baginya/amalan tetap diterima. Hal inilah yang sering terjadi pada diri orang yang beriman.

Rabu, 20130918 Pembahasan Niat Hadits Per-1_Ustd. Soimung Qorib Lc._Masjid Ar-Rahman:Ba'da Isya'
Copyright : Youth Kahfi